Pengertian Akhlak Dan Pembagiannya

Pengertian Akhlak Dan Pembagiannya

Pengertian akhlak adalah perbuatan seseorang yang menjadi salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan keimanan seseorang. selain itu akhlak juga bisa di artikan sebagai cerminan perbuatan seseorang atas baik-buruknya akidah dan syariah yang diyakininya.
akhlak

Demikian juga buruknya akhlak seseorang juga merupakan sebuah tanda akan buruknya pemahaman sesorang tersebut terhadap akidah dan syariah.

Pengertian Kata "Akhlak" merupakan bentuk jamak dari kata mufrod khuluq, yang berarti sebuah tingkah laku seseorang, perangai, atau tabiat. Singkatnya yang dimaksud dengan akhlak adalah tingkah laku atau sikap seseorang, terutama yang menyangkut sikap yang secara sepontan yang di wujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan.

Berdasarkan sifatnya, akhlak dapat di golongkan menjadi dua golongan yaitu akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Baik buruknya akhlak di dasarkan pada sumber nilain Islam yaitu Al-Qur'an dan Hadis atau sunnah Rasul

Agama Islam sangat menuntut umatnya untuk menjadi umat yang memiliki akhlak yang baik, akhlak yang baik bukan hanya mengenai sifat yang terdapat dalam diri seseorang, melainkan juga cara seorang muslim memperlakukan semua hal di luar dirinya.

Oleh karena itu, di dalam Islam diatur banyak ketentuan tentang akhlak seseorang terhadap Allah SWT, dirinya sendiri, sesamanya, sampai terhadap lingkungannya termasuk tumbuhan, hewan, dan bumi tempat ia pijak.

Agama Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Allah (Hablum Minallah) dan hubungan manusia dengan manusia (Hablum Minannaas).
akhlak terhadap sesama manusia

Seorang muslim yang beribadah dengan tekun tidak dianggap sempurna ibadahnya selama ia tidak berhubungan dengan baik dengan sesama manusia lainnya. Ini karena manusia tidak bisa melakukan segala sesuatunya dengan sendiri, seseorang manusia pasti membutuhkan manusia yang lainnya, karena tidak ada manusia yang hidup sendiri.

Terkait dengan hal diatas ini, Allah SWT telah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 36 yaitu

surat An-Nisa ayat 36

Berkaitan dengan hal perilaku seorang muslim terhadap sesama manusia, dalam Al-Qur'an mengemukakan banyak rincan mengenai hal tersebut.

Petunjuk ini bukan hanya tertuju pada sifat-sifat yang dianjurkan untuk dimiliki dan di lakukan oleh seorang muslim,melainkan juga mengenai sifat-sifat yang dilarang. 

Pada umumnya, akhlak yang harus diperhatikan antara sesama manusia ini mencakup beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Akhlak kepada orang tua
  2. Akhlak kepada anak
  3. Akhlak kepada tetangga
  4. Akhlak kepada sahabat
  5. Akhlak kepada sesama muslim
  6. Akhlak kepda nonmuslim
Untuk lebih jelasnya akan mimin ulas satu persatu pada pertemuan selanjutnya, untuk pembahasan kali ini mimin cukupkan sampai disini dulu.

Jangan lupa jika ada keterangan yang kurang atau tidak sesuai dengan ajaran Agama Islam, tak usah ragu untuk membenarkan dan mengirimkan saran dan kritik kepada mimin, karena kita tahu bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali hanya sang maha sempurna Allah SWT

Faktor Yang Melandasi Rukun Iman Bagi Umat Muslim

Faktor Yang Melandasi Rukun Iman Bagi Umat Muslim

Pengertian Rukun Iman adalah salah satu kewajiban yang menjadi dasar atas keislaman seseorang yang beragama Islam, keimanan inilah yang menjadi pokok kuat dan teguhnya bangunan keislaman seseorang, jika keimanan ini oleng maka di pastikan bangunan keislaman sesorang tersebut akan musnah.
langit biru

Seperti penjelasan yang sudah di bahas pada postingan sebelumnya yaitu pengertian Iman menurut mayoritas Ulama, bahwa Iman adalah membenarkan dan meyakini dengan hati, mengakui dengan lisan dan melaksanakan dengan perbuatan.

Faktor yang mendasari adanya rukun Iman adalah hadis Nabi Muhamad SAW saat di tanya oleh Malaikat Jibril, "Beritahukanlah kepadaku wahay  Rasulullah tentang makna dari Iman!"

Rasulullah SAW menjawab pertanyaan Jibril, beliau bersabda" Hakikat suatu Iman ialah mengakui dan membenarkan akan adanya Tuhan yang maha segalanya, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, dan hari kiamat serta percaya kepada takdir yang baik maupun takdir yang buruk"

Dari jawaban Rasulullah SAW atas pertanyaan malaikat Jibril tersebut, maka diwajibkan bagi orang muslim untuk mempercayai dan mengimani 6 perkara, sebagai mana yang disebutkan berikut ini:
  1. Iman Kepada Allah SWT
  2. Iman Kepada Malaikat Allah
  3. Iman Kepada Kitab-kitab Allah
  4. Iman Kepada Nabi dan Rasul
  5. Iman Kepada Hari Akhir
  6. Iman Kepada Qodho dan Qodar
Pembahasan mengenai rukun Iman diatas akan mimin bahas satu persatu, oleh karena itu silahkan anda pelajari dan simak penjelasan yang akan mimin bahas, 

Namun sebelum itu jika dalam pembahasan nanti terdapat kesalahan, kekurangan atau pembahasan yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, dengan rendah hati mimin mohon untuk memperbaikinya, atau rekan-rekan bisa mengirimkan kritikan dan saran yang membangun pada mimin, karena mimin sadar bahwa manusia itu tempatnya salah dan lupa dan tidak ada yang sempurna selain maha sempurna. Baiklah untuk pembahasan yang pertama adalah;


1. Iman Kepada Allah SWT


Mempercayai akan adanya Tuhan yang menciptkan dunia dan langit seisinya merupakan pokok keimanan dan keislaman seseorang, karena dengan percaya akan adanya Tuhan semesta alam kita akan mengetahui bahwa manusia ini merupakan makhluk yang lemah dan tak sempurna yang tidak bisa berbuat apa-apa kecuali dengan pertolongannya.

Dalil-dalil yang menjelaskan tentang ke esaan Allah dalam Al-Quran sangatlah banyak, seperti yang di sebutkan dalam surat Al-Fatihah ayat 1 yang artinya "Segala Puji Bagi Allah, Tuhan semesta alam".

Selain itu, bukti dan dalil tentang wujudnya Allah SWT dalam Al-Qur'an juga banyak di sebutkan, diantaranya penciptaan alam, Allah sang pencipta manusia, penciptaan langit, bimi dan segala benda yang ada didalamnya.

Dalil lain yang menyatakan bahwa Allah SWT adalah dzat yang menciptakan waktu siang, malam, matahari dan rembulan, terdapat dalam al-Qur'an surah al-Anbiya ayat 33 
langit sore hari

Dari beberapa dalil yang sudah disebutkan diatas sangatlah jelas bahwa semua makhluk yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Allah, walaupun kita tidak bisa melihat Allah, namun kita dapat melihat ciptaan-Nya yang menunjukan keberadaan-Nya.

Oleh karena itu bagi semua manusia wajib hukumnya untuk mempercayai keberadaan-Nya meskipun tidak bisa melihat-Nya.

Sebagai contoh kecil, kita tahu dan percaya akan adanya listrik meskipun tidak bisa di lihat seperti apa sih strum itu ?..dari contoh kecil ini bisa tarik kesimpulan bagaimana mungkin kita tidak mempercayai adanya Allah, padahal di dalam segala sesuatu ada tanda dan ayat-ayat akan adanya Allah SWT.

Dalil lain yang menyebutkan akan wujudnya Allah SWT adalah makhluk sebagai ciptaan sang pencipta, Allah tidak hanya menciptkan manusia, tetapi juga menjaga, merahmati, mempermudah menuju jalan kebaikan serta memerintahkan kepada mereka untuk beramal baik.

Allah SWT telah menciptakan manusia dan menundukan seluruh alam agar bermanfaat bagi mereka, sebagimana firman Allah dalam surah Luqman ayat 20 yang artinya sebagai berikut
surah Luqman ayat 20

Demikianlah, Allah SWT telah menundukan seluruh alam raya dan segala yang ada untuk kita segala kehidupan itu disiapkan untuk kelangsungan hidup manusia semata. Matahari dan hulan semuanya berputar pada porosnya masing-masing, laut, sungai, hujan dan bumi untuk bercocok tanam, begitu juga adanya malam dan siang, semuanya merupakan bukti akan adanya Allah SWT.

Allah SWT  telah memberitahukan sebuah nikmat tersebut dan menantang pernyataan manusia di dalam Al-Qur'an surah Al-Qashash ayat 71-73 yang artinya sebagai berikut;
Al-Qur'an surah Al-Qashash ayat 71-73

Dalam ayat di atas menunjukan perhatian Allah yang telah menjadikan malam sebagai waktu istirahat bagi manusia, jika selruhnya adalah malam sempai hari Kiamat, maka tidak ada seorang pun yang mampu mendatangkan cahaya dan sinar. Dan jikalau hidup itu seharusnya siang, maka tidak ada seorang pun yang bisa mendatangkan waktu untuk istirahat dari berat dan lelah yang dirasakan sepanjang hari.

Berkaitan dengan hal tersebut, sejak masih dalam kandungan seorang ibu, manusia telah berada di dalam tiga kegelapan yaitu:
  1. Kegelapan saat berada di dalam perut ibunya
  2. Kegelapan saat berada di rahim ibunya
  3. Kegelapan saat berada di placenta (ari-ari)
Namun demikian, Allah SWT memberikan kemudahan pada janin yang berada di dalam perut ibunya untuk makan dan minum hingga tumbuh dan berkembang sampai akhirnya keluar dalam wujud dengan organ yang lengkap.

Hal ini merupakan wujud atas perhatiannya Allah SWT terhadap semua makhluk ciptaannya, Allah SWT menundukkan seluruh alam semesta dan kehidupan, dia juga menunjukan kapada manusia untuk beramal kebaikan yang bisa bermanfaat bagi dirinya dan hidupnya.

Perhatian-Nya Allah ini tidah hanya terjadi pada manusia saja, melainkan juga pada makhluk ciptaan Allah lainnya seperti hewan dan tumbuhan, misalnya keajaiban-keajaiban yang terjadi pada makhluk lebah dan semut.

Semua dalil dan penjelasan diatas merupakan wujud perhatian Allah SWT untuk makhluknya, Allah SWT berfirman mengenai Nabi Musa dan Harun dalam salah satu ayatnya, yang artinya sebagai berikut;
surah Thaha ayat 50

Demikian yang dapat mimin sampaikan terkait dengan faktor yang mendasari adanya rukun iman ini, semua uraian diatas merupakan ibarot dan bukti akan adanya Allah SWT dan kekuasaan-Nya. Oleh karenanya, Iman atau percaya kepada Allah adalah suatu hal wajib hukumnya meskipun tidak bisa dilihat oleh kasat mata

Untuk pembahasan yang selanjutnya adalah Rukun Iman Yang kedua yaitu Iman Kepada Malaikat Allah, untuk mengetahui penjelasan lebih rincinya silahkan anda klik tautan berikut

2. Iman Kepada Malaikat Allah

3 Pengertian Iman Menurut Mayoritas Ulama

3 Pengertian Iman Menurut Mayoritas Ulama

Pengertian Iman menurut jumhurul ulama adalah  niat, perkataan dan perbuatan atau dengan kata lain iman itu adalah membenarkan dan meyakini dengan hati, mengakui dengan lisan, dan melaksanakan dengan perbuaan.
definisi iman

Berdasarkan pengertian iman diatas, bisa kita simpulkan bahwa iman itu bisa berdiri diatas tiga rukun yang saling melengkapi antara satu sama lainnya.

Setiap rukun tersebut memiliki bagian dan peran tertentu dalam menegakkan bangunan iman dalam hati setiap orang mukmin serta dalam hidupnya.

Pada kesempatan kali ini , ijinkan mimin  untuk menjelaskan satu persatu dari 3 rukun yang ada pada pengertian iman yang jarang diketahui oleh umat muslim


1. Menyakini Dengan Hati


Definisi Rukun Iman yang pertama yaitu meyakini dengan hati, rukun iman ini merupakan rukun iman yang sangat penting diantara rukun-rukun yang lainnya, kenapa demikian??? karena jika manusia mengucapkan dua kalimat syahadat namun dalam hatinya tidak meyakini kebenarannya, maka dirinya tergolong dalam golongan orang munafik.
iman

Perlu kita perhatikan bersama bahwa balasan bagi orang-orang yang munafik dari sisi Allah adala api neraka, bahkan meraka akan di tempatkan di tempat yang paling bawah dari neraka, sebagaimana firman Allah dalam surah an-Nisa ayat 145 yang artinya:
surah an-Nisa ayat 145

Menanamkan keyakinan dalam hati adalah suatu rukun yang paling penting, seorang muslim yang tidak mampu melaksankan kedua rukun yang lainnya , bisa saja akan diampuni oleh Allah SWT, kecuali jika seseorang tersebut melakukan berbohong sepenuh hati dan tidak mengakuinya, sperti firman Allah SWT dalam surah an-nisa ayat 48 dan 116 yang artinya sebagai berikut
surah an-nisa ayat 48 dan 116


Dalam hal ini, Allah SWT telah menjadikan iman seseorang di dalam hati sebagai penyebab sesorang akan masuk surga-Nya.

2. Mengakui Dengan Lisan


Jika seseorang telah mengucapkan dua kalimat syahadat (syahadatain) berarti seseorang tersebut telah menyatakan keyakinannya kepada agama Islam, memeluk dan menisbatkan diri kepadanya.

Selain itu, juga menunjukkan sebuah niat yang tulus untuk menjalankan syariat Islam dan hukum-hukumnya, seprtihalnya melaksanakan shalat dan zakat, dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, seseorang tersebut akan bergabung dengan jamaahnya kaum muslimin, dan tentunya mulai dari sekarang dirinya telah memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti hak dan kewajiban umat islam yang lainnya

Untuk itulah, wajib hukumnya bagi kaum muslimin untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan menyatakannya, kecuali jika ada hal yang menghalanginya untuk melafalkannya, seperti seseorang yang telah ditakdirkan mengalami tunawicara, atau untuk menyembunyikan keimanan, seperti yang dilakukan oleh sebagian sahabat Nabi Muhammad di makkah karena khawatir akan tekanan siksaan kaum musyrikin yang semakin kejam dan membabi buta kepadanya.

Sebagaimana yang sudah kita ketahui bahwa Rasulullah SAW. berdakwah kepada orang-orang Arab agar mereka mau memeluk agama Islam, Rasulullah SAW menyeru kepda mereka "Katakanlah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, niscaya kalian akan beruntung".

Jika ada orang yang ingin memeluk agama islam, maka Rasulullah SAW berkata kepadanya " Bersaksilah bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusannya".
iman

Selain yang disebutkan dalam hadis diatas, Allah SWT pun berfirman dalam Al-Qur'an surat Fushshilat ayat 33 yang artinya sebagai berikut:.
Al-Qur'an surat Fushshilat ayat 33

Jika seorang muslim yang telah mengucapkan kalimah tauhid "La ilaha illallah" maka dirinya sudah memiliki hak dan kewajiban sebagaimana hak dan kewajiban yang dimiliki oleh seorang muslim lainnya.

Rasululah SAW. selalu memerintahkan kepada para sahabat yang diutus kenegara-negara yang telah menerima Islam untuk memulai berdakwah mengenai hakikat keimanan. Setelah mereka menerima keimanan akan tuhan semesta alam dan rasulnya, maka beranjak kepada rukun-rukun yang lain

Rasulullah SAW telah berkata kepada sahabat Mu'adz bin Jabal saat hendak pergi ke Yaman untuk mengajarkan Islam di sana beliau berkata " Hal pertama yang hendak engkau lakukan adalah mengajak mereka mengesakan Allah SWT, jika mereka sudah mengetahui hal itu, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah SWT telah mewajibkan bagi mereka lima shalat fardu sehari semalam".
shalat

Pada dasarnya, berdakwah itu selalu dimulai dengan sesuatu hal yang bersifat pokok, yaitu iman, dan hal yang pertama yang harus dilakukan adalah mengucapkan dua kalimat syahadat.


3. Melaksankan Dengan Anggota Badan


Selanjutnya beramal dengan anggota badan berarti melaksanakan kewajiban-kewajiban yang Islam yang lain, seperti mengerjakan shalat dan menunaikan zakat, karena keduanya merupakan rukun yang diwajikan Allah SWT untuk mengucapkan kebenaran dan komitmen seorang muslim dengan dua kalimat syahadat.

Dengan demikian, dirinya akan segera taubat dan taat kepada Allah SWT dan meninggalkan suatu perkara yang akan menimbulkan murka-Nya.

Ketaatan seperti ini tentu akan berbeda antara ketaatan satu orang dengan orang lainnya karena iman seseorang itu bisa bertambah dan juga bisa berkurang tergantung dari keimanan orang tersebut. Iman bisa bertambah dengan cara menjalankan ketaatan kepada perintah Allah sedangkan iman tersebut bisa berkurang karena mengerjakan maksiat kepada Allah SWT.

Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 2

Ø¥ِÙ†َّÙ…َا الْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†ُونَ الَّØ°ِينَ Ø¥ِØ°َا Ø°ُÙƒِرَ اللَّÙ‡ُ ÙˆَجِÙ„َتْ Ù‚ُÙ„ُوبُÙ‡ُÙ…ْ ÙˆَØ¥ِØ°َا تُÙ„ِÙŠَتْ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ آيَاتُÙ‡ُ زَادَتْÙ‡ُÙ…ْ Ø¥ِيمَانًا ÙˆَعَÙ„َÙ‰ٰ رَبِّÙ‡ِÙ…ْ ÙŠَتَÙˆَÙƒَّÙ„ُونَ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah apabila dibacakan ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan hanya kepada Tuahnlah mereka bertawakkal". S.Q. Al-Anfal :2

Dari ayat diatas jelaslah bahwa imannya orang muslimin pasti akan bertambah ketika dibacakan ayat-ayat Al-Qur'an.

Dalam hal ini, Rasulullah SAW juga bersabda " Iman itu terdiri atas 70 tingkat, yang paling tinggi iyalah La ilaha illallah dan yang paling rendah iyalah menyingkirkan duri dari jalan"faa

Kesimpulan dari hadis diatas bahwa Rasulullah SAW telah menjelaskan tingkatan Iman itu ada beberapa tingkatan, ada yang paling tinggi dan ada pula yan paling rendah atau sedikit, selain itu dalam Al-Qur'an telah menjelaskan perbedaan tingkatan antara orang yang berilmu dan tingkatan orang yang tidak memiliki ilmu, seperti firman Allah dalam surah az-zumar ayat 9
qur'an surah az-zumar ayat 9

Iman itu bermula dari dalam hati dengan keadaan lemah dan kecil, seperti sebuah biji yang kecil, jika dirawat dan disirami dengan shalat, zakat, puasa, haji dan amal saleh serta dihindarkan dari kejelekan dan kemaksiatan, maka iman itu akan bertambah dan berkembang seperti sebuah pohon yang memiliki sebuah batang, cabang, buah dan ranting, namun jika iman itu dibiarkan begitu saja, maka iman tersebut akan melemah dan benihnya akan mati di dalam tanah.

Demikian yang dapat mimin jelaskan terkait 3  pengertian iman menurut mayoritas para ulama ini, semoga penjelasan ini bisa bermanfaat dan bisameningkatkan iman kita terhadap Allah dan rasulnya
Makna Dan Penjelasan Rukun Islam Yang  Wajib Di Ketahui Umat Muslim

Makna Dan Penjelasan Rukun Islam Yang Wajib Di Ketahui Umat Muslim

Rukun Islam merupakan sebuah pondasi dasar bagi seorang muslim, jika salah satu dari ke lima pondasi ini rusak maka keislaman seseorang tersebut juga akan rusak.
makna dan penjelasan rukun islam

Ibarot yang menyebutkan bahwa rukun islam itu di ibaratkan sebuah pondasi bangunan adalah hadis Nabi yang di riwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim, perhatikan hadis berikut:

Abdullah bin Umar RA telah meriwayatkan sebuah hadis dari ayahnya Ibnu Umar yang bercerita sebagai berikut: Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda :
hadis nabi muhammad saw

Yang artinya: Islam itu didirikan atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad SAW adalah hamba serta Rasul-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji, dan berpuasa di bulan Ramadhan. (H.R Bukhori Muslim)

Dari penjelasan hadis diatas bisa kita ambil penjelasan bahwa tatkala sesorang hendak mendirikan atau membangun sebuah rumah, hal yang pertama yang harus di dilakukannya adalah membangun sebuah pondasi dan tiang-tiangnya, setelah itu baru membangun bagian-bagian yang lainnya, kenapa demikian?? karena sebuah bangunan rumah tidak akan bisa berdiri dengan tegak tanpa adanya sebuah pondasi yang kuat dan kokoh.

Jika ada seseorang yang membangun rumah tanpa adanya sebuah pondasi yang kuat dan kokoh, maka dipastikan bangunan tersebut tidak akan lama bertahan atau akan segera runtuh di terpa badai dan hujan lebat, kita juga telah mengetahui bahwa tidak ada satu bangunan rumah yang di dirikan tanpa adanya sebuah pondasi yang kuat dan bertiang.

Dalam hadis diatas di jelaskan pula bahwa Rasulullah SAW telah menggambarkan Islam seperti sebuah bangunan yang harus memiliki sebuah pondasi dan tiang yang kuat, beliau juga menjelaskan bahwa pondasi, tiang serta pilar pada Islam itu ada lima, jika seorang muslim kehilangan salah satu dari ke lima pilar tersebut makan bangunan keislamannya akan berkurang, oleh karena itu, kita sebagai seseorang muslim harus benar-benar berusaha dalam menjanga dan merawat ke lima pilar yang telah di sebutkan Rasulullah SAW dalam hadis diatas.

Ke lima pondasi dan pilar Islam yang di sebutkan Nabi Muhammad SAW tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Sahadatain (Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba serta utusannya)
  2. Menunaikan Shalat
  3. Membayar Zakat
  4. Melaksankan ibadah haji bagi yang mampu
  5. Berpuasa di bulan Ramadhan
Lima hal diatas merupakan pondasi dan tiang agama Islam, untuk itu kita sering mendengan bahkan sering mengatakan bahwa shalat merupakan tiangnya agama, sedangkan perkara lain seperti jihad fisabilillah dan lainnya merupakan sebuah perkara tambahan serta penguat saja, jika seseorang kehilangan salah satu atau meninggalkannya, maka bangunan keislamannya hanya berkurang saja tidak sampai menyebabkan runtuh atau roboh, berbeda halnya jika seseorang tersebut meninggalkan syahadatain, shalat ataupun salah satu dari kelima rukun Islam diatas, maka keIslamnya telah hilang dan harus di perbaharui lagi dengan mengucapkan syahadatain.

Untuk mengetahui penjelasan lebih detailnya terkait ke lima pilar dan pondasi Agama Islam (Rukun Islam) akan mimin jelaskan satu persatu secara berurutan, silahkan anda simak penjelasan berikut ni:

1. Makna Syahadatain


Syahadatain adalah dua kalimat persaksian yang terdiri dari syahadah at-tauhid dan syahada ar-rasul , Syahada at-tauhid merupakan sebuah perkataan atau persaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah yang berhak di sembah, sedangkan syahadah ar-rasul sendiri adalah persaksian terhadap kerasulan Nabi Muhammad SAW.
tasyahud atau sahadat

Bisa dikatakan bahwa seseorang muslim yang meyakini dan menyatakan bahwa Aku bersaksi kepada Allah bahwa hanya dialah satu-satunya Tuhan yang tidak mempunyai sekutu baginya dan aku mengingkari setiap sesuatu baik patung dan berhala serta apa saja yang disembah selain Allah, demikian juga aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul Allah yang terakhir.

Dari pernyataan diatas bisa di artikan bahwa seorang muslim telah percaya dan mengimani tehadap semua rasul termasuk Nabi Muhammad SAW yang merupakan rasul yang terakhir dan penutup dari semua rasul Allah.

Selain itu, dia juga harus mengakui bahwa agama Islam adalah agama penutup dari semua agama yang ada di dunia ini, tidak ada Rasul setelah Nabi Muhammad SAW dan tidak ada agama setelah agama Islam.

Keterangan dari pernyataan di atas bisa kita tarik kesimpulan bahwa makna syahadatain merupakan pernyataan keimanan seseorang terhadap Tuhan dan Rasulnya, oleh karena itu pondasi yang pertama kali harus di bangun guna untuk memperkuat keislaman seseorang tersebut adalah persaksian keimanan terhadap Tuhan yang menciptakan dan rasul yang di utusnya.

2. Makna Menunaikan Shalat


Sebelum kita membahas lebih jauh terkait pilar agama Islam yang disebutkan hadis diatas, sebaiknya kita menetahui lebih dulu tentang definisi dari shalat, pengertian shalat menurut bahasa adalah "Do'a", sebagaimana diartikan oleh orang-orang Arab sebelum Islam datang, tatkala Islam datang pengertian atau makna shalat tersebut berubah.

Dengan kata lain definisi shalat menurut istilah adalah sebuah perkataan dan perbuatan dengan beberapa syarat dan rukun tertentu yang diawali dengan takbirotul ikhram dan diakhiri dengan membaca salam.
melaksankan shalat 5waktu
Maksud perkataan dari pengertian shalat diatas adalah membaca al-Fatikhah dan membaca Tasyahud, sedangkan maksud perbuatan sendiri adalah melakukan ruku, sujud dan duduk untuk bertasyahud.

Seperti yang di sebutkan diatas, bahwa shalat memiliki rukun, sunah dan syarat-syarat tertentu, rukun dinamakan juga dengan fardhu atau wajib, artinya hal-hal yang harus dikerjakan, jika seseorang muslim mengerjakan shalat tanpa melaksankana rukun atau syaratnya, maka shalat yang dikerjakan tersebut tidak sah, seperti contohnya seseorang  tidak membaca surah al-fatihah dan tidak melakukan sujud, atau ruku.

Namun berbeda dengan sunah-sunah shalat, kenapa demikian??..karena sunah shalat adalah hal-hal yang apabila jika tidak dilaksankanan maka shalatnya masih tetap sah atau tidak batal, namun jika sunah-shalat tersebut dikerjakan, maka akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT, misalnya membaca surat pendek dari ayat al-qur'an dan membaca tasbih ketika sujud ataupun ruku.

Sedangkan yang dimaksud dengan syarat shalat adalah suatu perkara yang harus ada dan terpenuhi agar shalatnya menjadi sah, atau dengan kata lain syarat sahnya shalat adalah segala sesuatu yang harus dikerjakan sebelum melaksankana shalat, seperti halnya melakukan bersuci atau berwudu dan lain sebagainya

3. Makna Zakat


Pengertian zakat menurut orang Arab sebelum Islam datang adalah berkembang dan bersih atau suci, namun tatkala Islam datang pengertian tersebut berubah menjadi sebuah istilah untuk sebagian harta yang dikeluarkan oleh orang muslim sesuai dengan perintah Allah SWT.
zakat
Dalam syari'at Islam, zakat berarti sesuatu yang dikeluarkan oleh sesorang dari hak Allah SWT, dengan mengharapkan perkembangan (bertambah) dan kesucian harta serta kekayaannya.

Hukum zakat sendiri adalah wajib bagi setiap orang muslim yang telah memenuhi syaratnya, selain itu mengeluarkan zakat termasuk salah satu dari pilar agama Islam (rukun Islam) yang jumlahnya ada lima diatas.

Berkaitan dengan hal itu, Allah SWT menyebutkan kata zakat setelah kata shalat pada 27 tempat dalam Al-Qur'an sedangkan penyebutan kata zakat sendiri dalam al-Qur'an sebanyak 30 kali.


4. Makna Ibadah Haji


Definisi haji dalam bahasa Arab adalah menyengaja, sebagaimana orang-orang Arab mengartikannya, sedangkan definisi haji menurut syari'at Islam adalah berniat dengan sengaja untuk mengunjungi Ka'bah untuk melaksankan rukun dan sunnah haji.

ibadah haji dan umrah
Ibadah haji juga sama memiliki syarat dan rukun yang harus dipenuhi oleh orang-orang muslim yang hendak melaksankana ibadah haji ini, sedangkan untuk rukun dan syarat haji akan mimin jelaskan pada bab tersendiri dari ibadah haji

5. Makna Puasa Ramadhan


Pondasi Islam yang terakhir yang disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW diatas adalah berpuasa di bulan suci Ramadhan.

Dalam bahasa Arab, puasa diartikan meninggalkan sesuatu, sedangkan dalam syari'at Islam puasa bermakna menahan, yaitu meninggalkan makan minum dan juga menahan diri untuk tidak melakukan hubungan suami istri pada waktu tertentu yang sudah di syariatkan yaitu dari terbitnya fajar shadiq sampai terbenamnya matahari.
puasa ramadhan

Puasa adakalanya yang wajib dan ada juga yang sunnah, puasa wajib seperti puasa pada bulan Ramadhan dan puasa nadzar seperti yang sudah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, ada juga puasa yang tidak di wajibkan (sunnah) seperti puasa pada hari Asyura (pada buan Muharram) dan puasa pada hari arafah serta pusa sunnah yang lainnya.

Agama Islam di ibaratkan sebuah bangunan yang harus memiliki pondasi dan tiang, pondasi, tiang dan pilar agama Islam itu ada lima (5), jika seorang muslim kehilangan salah satu dari kelima pondasi tersebut, maka kuranglah bangunan keislamannya.

Oleh sebab itu, bangunlah pondasi keislaman kita dengn sebik mngin agar keislaman yang ada pada diri kita akan semakin kokoh dan kuat sehingga walau zaman sudah berubah dengan pondasi dan pilar keislaman yang kuat dan kokoh tidak akan bisa di goyangkan bahkan dirobohkan dengan perubahan jaman yang semakin carut marut ini.

Demikian pembahasan ini, semoga dengan adanya Makna dan penjelasan terkait Rukun Islam ini bisa menjadikan kita muhasabah dan berbenah diri untuk mencapai ridho illahi.