Faktor Yang Melandasi Rukun Iman Bagi Umat Muslim

Faktor Yang Melandasi Rukun Iman Bagi Umat Muslim

Pengertian Rukun Iman adalah salah satu kewajiban yang menjadi dasar atas keislaman seseorang yang beragama Islam, keimanan inilah yang menjadi pokok kuat dan teguhnya bangunan keislaman seseorang, jika keimanan ini oleng maka di pastikan bangunan keislaman sesorang tersebut akan musnah.
langit biru

Seperti penjelasan yang sudah di bahas pada postingan sebelumnya yaitu pengertian Iman menurut mayoritas Ulama, bahwa Iman adalah membenarkan dan meyakini dengan hati, mengakui dengan lisan dan melaksanakan dengan perbuatan.

Faktor yang mendasari adanya rukun Iman adalah hadis Nabi Muhamad SAW saat di tanya oleh Malaikat Jibril, "Beritahukanlah kepadaku wahay  Rasulullah tentang makna dari Iman!"

Rasulullah SAW menjawab pertanyaan Jibril, beliau bersabda" Hakikat suatu Iman ialah mengakui dan membenarkan akan adanya Tuhan yang maha segalanya, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, dan hari kiamat serta percaya kepada takdir yang baik maupun takdir yang buruk"

Dari jawaban Rasulullah SAW atas pertanyaan malaikat Jibril tersebut, maka diwajibkan bagi orang muslim untuk mempercayai dan mengimani 6 perkara, sebagai mana yang disebutkan berikut ini:
  1. Iman Kepada Allah SWT
  2. Iman Kepada Malaikat Allah
  3. Iman Kepada Kitab-kitab Allah
  4. Iman Kepada Nabi dan Rasul
  5. Iman Kepada Hari Akhir
  6. Iman Kepada Qodho dan Qodar
Pembahasan mengenai rukun Iman diatas akan mimin bahas satu persatu, oleh karena itu silahkan anda pelajari dan simak penjelasan yang akan mimin bahas, 

Namun sebelum itu jika dalam pembahasan nanti terdapat kesalahan, kekurangan atau pembahasan yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, dengan rendah hati mimin mohon untuk memperbaikinya, atau rekan-rekan bisa mengirimkan kritikan dan saran yang membangun pada mimin, karena mimin sadar bahwa manusia itu tempatnya salah dan lupa dan tidak ada yang sempurna selain maha sempurna. Baiklah untuk pembahasan yang pertama adalah;


1. Iman Kepada Allah SWT


Mempercayai akan adanya Tuhan yang menciptkan dunia dan langit seisinya merupakan pokok keimanan dan keislaman seseorang, karena dengan percaya akan adanya Tuhan semesta alam kita akan mengetahui bahwa manusia ini merupakan makhluk yang lemah dan tak sempurna yang tidak bisa berbuat apa-apa kecuali dengan pertolongannya.

Dalil-dalil yang menjelaskan tentang ke esaan Allah dalam Al-Quran sangatlah banyak, seperti yang di sebutkan dalam surat Al-Fatihah ayat 1 yang artinya "Segala Puji Bagi Allah, Tuhan semesta alam".

Selain itu, bukti dan dalil tentang wujudnya Allah SWT dalam Al-Qur'an juga banyak di sebutkan, diantaranya penciptaan alam, Allah sang pencipta manusia, penciptaan langit, bimi dan segala benda yang ada didalamnya.

Dalil lain yang menyatakan bahwa Allah SWT adalah dzat yang menciptakan waktu siang, malam, matahari dan rembulan, terdapat dalam al-Qur'an surah al-Anbiya ayat 33 
langit sore hari

Dari beberapa dalil yang sudah disebutkan diatas sangatlah jelas bahwa semua makhluk yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Allah, walaupun kita tidak bisa melihat Allah, namun kita dapat melihat ciptaan-Nya yang menunjukan keberadaan-Nya.

Oleh karena itu bagi semua manusia wajib hukumnya untuk mempercayai keberadaan-Nya meskipun tidak bisa melihat-Nya.

Sebagai contoh kecil, kita tahu dan percaya akan adanya listrik meskipun tidak bisa di lihat seperti apa sih strum itu ?..dari contoh kecil ini bisa tarik kesimpulan bagaimana mungkin kita tidak mempercayai adanya Allah, padahal di dalam segala sesuatu ada tanda dan ayat-ayat akan adanya Allah SWT.

Dalil lain yang menyebutkan akan wujudnya Allah SWT adalah makhluk sebagai ciptaan sang pencipta, Allah tidak hanya menciptkan manusia, tetapi juga menjaga, merahmati, mempermudah menuju jalan kebaikan serta memerintahkan kepada mereka untuk beramal baik.

Allah SWT telah menciptakan manusia dan menundukan seluruh alam agar bermanfaat bagi mereka, sebagimana firman Allah dalam surah Luqman ayat 20 yang artinya sebagai berikut
surah Luqman ayat 20

Demikianlah, Allah SWT telah menundukan seluruh alam raya dan segala yang ada untuk kita segala kehidupan itu disiapkan untuk kelangsungan hidup manusia semata. Matahari dan hulan semuanya berputar pada porosnya masing-masing, laut, sungai, hujan dan bumi untuk bercocok tanam, begitu juga adanya malam dan siang, semuanya merupakan bukti akan adanya Allah SWT.

Allah SWT  telah memberitahukan sebuah nikmat tersebut dan menantang pernyataan manusia di dalam Al-Qur'an surah Al-Qashash ayat 71-73 yang artinya sebagai berikut;
Al-Qur'an surah Al-Qashash ayat 71-73

Dalam ayat di atas menunjukan perhatian Allah yang telah menjadikan malam sebagai waktu istirahat bagi manusia, jika selruhnya adalah malam sempai hari Kiamat, maka tidak ada seorang pun yang mampu mendatangkan cahaya dan sinar. Dan jikalau hidup itu seharusnya siang, maka tidak ada seorang pun yang bisa mendatangkan waktu untuk istirahat dari berat dan lelah yang dirasakan sepanjang hari.

Berkaitan dengan hal tersebut, sejak masih dalam kandungan seorang ibu, manusia telah berada di dalam tiga kegelapan yaitu:
  1. Kegelapan saat berada di dalam perut ibunya
  2. Kegelapan saat berada di rahim ibunya
  3. Kegelapan saat berada di placenta (ari-ari)
Namun demikian, Allah SWT memberikan kemudahan pada janin yang berada di dalam perut ibunya untuk makan dan minum hingga tumbuh dan berkembang sampai akhirnya keluar dalam wujud dengan organ yang lengkap.

Hal ini merupakan wujud atas perhatiannya Allah SWT terhadap semua makhluk ciptaannya, Allah SWT menundukkan seluruh alam semesta dan kehidupan, dia juga menunjukan kapada manusia untuk beramal kebaikan yang bisa bermanfaat bagi dirinya dan hidupnya.

Perhatian-Nya Allah ini tidah hanya terjadi pada manusia saja, melainkan juga pada makhluk ciptaan Allah lainnya seperti hewan dan tumbuhan, misalnya keajaiban-keajaiban yang terjadi pada makhluk lebah dan semut.

Semua dalil dan penjelasan diatas merupakan wujud perhatian Allah SWT untuk makhluknya, Allah SWT berfirman mengenai Nabi Musa dan Harun dalam salah satu ayatnya, yang artinya sebagai berikut;
surah Thaha ayat 50

Demikian yang dapat mimin sampaikan terkait dengan faktor yang mendasari adanya rukun iman ini, semua uraian diatas merupakan ibarot dan bukti akan adanya Allah SWT dan kekuasaan-Nya. Oleh karenanya, Iman atau percaya kepada Allah adalah suatu hal wajib hukumnya meskipun tidak bisa dilihat oleh kasat mata

Untuk pembahasan yang selanjutnya adalah Rukun Iman Yang kedua yaitu Iman Kepada Malaikat Allah, untuk mengetahui penjelasan lebih rincinya silahkan anda klik tautan berikut

2. Iman Kepada Malaikat Allah

Load comments