Iman Kepada Qadha Dan Qadar

Iman Kepada Qadha Dan Qadar

Sebagai seorang muslim kita harus mempercayaai bahwa Allah swt telah menakdirkan segala sesuatu yang ada di dunia ini, Dialah yang maha bijaksana.
lorong

Allah swt telah menciptakan sebagian makhluknya menjadi orang kaya dan menjadikan sebagian lagi menjadi orang yang miskin, Allah swt juga menjadikan mereka ada yang sedang sakit dan sehat.

Selain itu, Dia juga menjadikan wajah makhluknya ada yang berwajah putih, hitam, coklat dan yang lainnya, memberikan anak laki-laki kepada seseorang danmemberikan anak anak perempuan pada orang lain, serta juga menjadikan sebagian yang lain tidak bisa memiliki keturunan.

Terkait dengan hal diatas, Allah swt telah berfirman dalam kitab suci Al-Qur'an dalam surah al-Qamar ayat 49, yang intinya Allah menciptakan sesuatu sesuai dengan kadar dan ukurannya,

Selain itu, sebagai sorang muslim yang bertaqwa juga memiliki kawajiban mempercayai atau mengimani bahwa Allah telah menciptakan semua ini dan menakdirkan semua hal sesuai dengan kodrat dan irodahnya.

Oleh karena itu, Allah swt pasti mengetahui bahwa sebagian manusia layak diberikan kekayaan, sebagian manusia layan untuk diberikan kemiskinan, menjadikan sebagian manusia menjadi orang yang sehat meskipun sehat dan selamat dari segala penyakit namun dia beramal sewenang-wenang dan meyebarkan  kerusakan di muka bumi.

Selain itu, ada juga yang telah diberi harta kekayaan oleh Allah, namun harta dan kekayaan yang dia dapat untuk melakukan kemaksiatan.

Allah swt telah berfirman dalam surah Ghafir ayat 60 yang menerangkan bahwa "berdoalah kepada Allah, niscaya doamu akan di kabulkan" Do'a ini bisa saja untuk menolak bencana, jika seseorang melafalkannya dengan tulus.

Hal yang sepantasnya kita lakukan adalah beriman kepada Qadha dan Qadar Allah, bekerja dan beramal dengan sebaik-baiknya, serta meminta pertolongan dan bantuan kepada Allah agar dapat beramal saleh.

Demikian seklumit tentang penjelasan rukun Iman kepada qadha dan qadarnya Allah swt, semoga dengan penjelasan sedikit yang mimin bagikan ini bisa bermanfaat untuk kita semua khususnya kita sebagai orang muslim wajib mempercayai dan mengimani rukun iman ini
Iman Kepada Hari Kiamat

Iman Kepada Hari Kiamat

Iman kepada hari akhir atau qiyamat merupakan suatu hal yang pokok dalam agama Islam, karena hal itu merupakan pembenaran kita terhadap kekuasaan Allah SWT untuk membangkitkan manusia dari kuburnya setelah mereka mati dan di kubur.
Hari Kiamat

Untuk membuktikan bahwa iman kepada hari akhir termasuk pokok bagi umat Islam, mimin ingin mencoba membedakan dua orang yang memiliki perbedaan dalam keimanannya, perhatikan perbedaan berikut ini
  1. Orang pertama tidak memiliki keimanan terhadap hari akhir, dan dia mengatakan bahwa dunia ini adalah akhir dari segala-galanya, tidak ada kebangkitan kembali setelah mati dan tidak ada perhitungan amal perbuatan setelah mati
  2. Orang kedua memiiki keimanan terhadap hari kiamat dan hari perhitungan amal yang dia lakukan selama hidup di dunia, dan dia mengatakan bahwa dunia adalah fase perjalanan manusia, sementara Allah akan membangkitkan dan menghisabnya setelah mati.
Dari kedua contoh diatas mimin akan coba menerangkan satu persatu, perhatikan keterangan berikut ini

Orang pertama yang tidak memiliki iman kepada hari kimat tentu dia akan melakukan apa saja yang membuatnya senang dan sesuai dengan kehendak nafsunya, sudah bisa dipastkan dia akan berbuat kerusakan di muka bumi karena untuk mendapatkan kesenangan dan keuntungan dari setiap detik dari kehidupannya.

Selama tidak dihisab, dia tidak akan takut sedikitpun kepada Allah, dari sini akan bertebarlah kerusakan di muka bumi ini.

Sedangkan untuk orang yang Kedua, dia akan selalu merasa takut kepada Allah, karena dia akan menghisab perbuatan baik dan buruknya, dengan demikian dia akan berusaha sungguh-sungguh untuk selalu beramal baik di dunia dan meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk supaya tidak dihisab di sisi Allah atas perbuatan buruknya.

Dalil Yang Menerangkan Kekuasaan Allah Menghidupkan Manusia Setelah Mati


Dalil atau bukti bahwa Allah swt mampu membangkitkan seluruh makhluknya setelah Allah swt mencabut nyawanya terdapat dalam Surah Yasin ayat 78-83.

Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan kekuasaan-Nya untuk kembali membangkitkan ciptaan-Nya.

Dan selama hanya Allah swt yang menciptakan pertama kali, maka dia pulalah yang mampu mengembalikan penciptaan untuk kedua kalinya, Allah memiliki sifat yang Maha tinggi karena dialah yang menciptakan seluruh alam.

Begitu pula pada pohon yang hijau dan segar karena disiram air, namun bisa berubah menjadi kering dan terbakar jika pohon tersebut di masukan ke dalam api, sedangkan zat yang mampu melakukan hal tersebut, mampu mendatangkan kehidupan setelah kematian.

Iman kepada hari akhir merupakan salah satu perkara penting yang dapat mengatur kehidupan dan menjamin kebahagiaan kita, karena jika kita beriman dan percaya akan adanya hari akhir dan hari perhitungan, maka kita akan bersungguh-sungguh untuk beramal saleh yang jauh dari kerusakan dan kemaksiatan.

Ketika semua hal diatas sudah terpenuhi dalam kehidupan manusia, maka akan dipastikan kehidupannya akan tentram dan bahagia.
Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Rukun Iman yang ketiga yaitu iman kepada Kitab-kitab Allah SWT merupakan unsur ketiga yang mendasari rukun iman, 
kitab al-qur'an

Setelah anda memahami unsur iman yang pertama taitu iman kepada Allah SWT dan unsur iman yang kedua yakni percaya akan adanya malaikat-malaikat Allah SWT, pada kesempatan ini mimin ingin melanjutkan pembahasan tentang unsur iman yang ketiga yaitu iman kepda kitab-kitab allah SWT.

Agar kepercayaan seorang muslim lebih sempurna, maka seorang mukmin harus yaqin dan percaya akan adanya kitab-kitab Allah yang telah diturunkan kepada para nabi-nabi Allah yang terdahulu.

Kitab-kitab Allah yang wajib di yakini oleh orang Islam akan keberadaannya berjumlah 4 (empat) kitab, dari keempat kitab tersebut Allah turunkan kepada Nabi-nabi yang termasuk dalam golongan ulul 'azmi.

Nabi Allah yang menerima kitab-kitab Allah dan juga termasuk kedalam golongan Ulul Azmi adalah Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad SAW.

Kitab-kitab Allah tersebut adalah Suhuf Ibrahim, Suhuf Musa dan Taurat, Kitab Zabur yang diturunkan kepada nabi Daud, kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa AS dan kitab Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalil yang menerangkan tentang penurunan kitab-kitab Allah kepada nabi terdahulu sangat banyak di jelaskan dalam Al-Qur'an, diantaranya adalah dalam surah Al-A'la ayat 18-19, surah al-Ma'idah ayat 44, surah an-Nisa ayat 163, surah al-Ma'idah ayat 46, surah Yusuf ayat 3, surah al-Baqarah ayat 285 dan surah an-Nisa ayat 136.

Urutan Kitab yang Harus Di ketahui


Berikut ini beberapa urutan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para kekasih-Nya yaitu:
  • Untuk urutan kitab yang pertama adalah kitab Al-Qur'an
  • Sedangkan untuk kitab yang kedua adalah kitab Taurat, Injil dan Zabur dan
  • Kitab-kitab lain yang di turunkan kepada para nabi yang tidak diberitahukan kepada kita
Tauhid dan iman meupakan risalah seluruh Nabi, meskipun kitab-kitab tersebut telah mengalami perubahan dan pergantian akibat ulah manusia, namun wajib hukumnya bagi seorang muslim untuk mempercayai bahwa kitab-kitab tersebut diturunkan oleh Allah kepada rasul-rasul-Nya dengan tujuan untuk mengajak untuk mengesakan Allah pada masa hidup rsul-rsul tersebut.

Kemudian datanglah Al-Qur'an, kalamullah dan wahyu-Nya, sebuah kitab yang juga merupakan cahaya yang terang dan jelas  untuk menunjukan manusia kepada jalan yang lurus.

Menjadi hal yang sangat wajar bila seorang muslim mempercayai serta mengmani bahwa Al-Qur'an merupakan kalamullah, baik lafal maupun maknanya yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah, sedangkan yang namanya mushaf adalah sekumpulan ayat-ayat al-Qur'an.

Al-Qur'an terdiri dari 30 juz, suratnya berjumlah 114 surat terdiri dari 40 hizib, setiap hizib terdiriatas 4000, sedangkan jumlah ayat dalam al-Qur'an berjumlah 6.236, jumlah kalimatnya adalah 77.439, dan jumlah huruf dalam al-Qur'an adalah 340.740 huruf.



Iman Kepada Nabi Dan Rasul Allah SWT

Iman Kepada Nabi Dan Rasul Allah SWT

Iman atau percaya merupakan sebuah wujud seseorang dalam meyakini akan adanya sesuatu walaupun hal tersebut tidak bisa di rasakan atau pun tidak bisa dilihat oleh kasat matake, seperti halnya kepercayaan kita kepada Nabi dan Rasul-rasulnya Allah, walau pun kita belum tahu seperti apa sih Nabi dan Rasul itu, tapi sebagai umat Muslim wajib mempercayainya.
iman kepada Nabi dan Rasul Allah

Percaya kepada Nabi dan Rasul merupakan unsur pokok dalam keimanan seseorang, karena para Rasul merupakan sebuah perantara yang mengenalkan kita kepada wahyu, kitab serta syari'at-syari'at Allah.

Nama-nama para Nabi dan Rasul sudah ada didalam Al-Qur'an dan Hadis, jumlah keseluruhan Nabi dan Rasul yang wajib kita percayai sebagai umat Islam berjumlah 25 Nabi dan Rasul, berikut ini nama-nama 25 Nabi dan Rasul 
  1. Nabi Adam
  2. Nabi Idris
  3. Nabi Nuh
  4. Nabi Hud
  5. Nabi Soleh
  6. Nabi Ibrahim
  7. Nabi Luth
  8. Nabi Ismail
  9. Nabi Ishaq
  10. Nabi Ya'qub
  11. Nabi Yusuf
  12. Nabi Musa
  13. Nabi Harun
  14. Nabi Ilyasa
  15. Nabi Daud
  16. Nabi Sulaiman
  17. Nabi Yunus
  18. Nabi Ayyub
  19. Nabi Ilyas
  20. Nabi Hidzir
  21. Nabi Syu'aib
  22. Nabi Zakaria
  23. Nabi Yahya
  24. Nabi Isa
  25. Nabi Muhammad SAW
Selain itu, kita sebagai umat Islam harus mengenal diantara rasul-rasul Allah yang terbaik, atau yang disebut dengan Ulul Azmi mereka adalah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan Nabi dan Rasul yang terbaik secara keseluruhan adalah nabi Muhammad SAW, setiap Rasul memiliki karamah yang diberikan oleh Allah kepada mereka.


Nama dan Julukan Nabi dan Rasul Allah


Berikut ini beberapa Nabi dan Rasul yang memiliki sebuah julukan yang harus anda ketahui sebagai umat Islam, beliau adalah
  1. Nabi Adam beliau adalah nabi yang pertama kali Allah ciptakan dan dibentuk dengan kekuasaan-Nya sendiri
  2. Nabi Nuh adalah Nabi yang pertama kali diutus oleh Allah untuk penduduk bumi
  3. Nabi Ibrahim adalah Nabi yang menjadi bapaknya para Nabi dan kekasih Allah
  4. Nabi ismail adalah Nabi yang memiliki gelar Adz-dzabih (nabi yang disembelih)
  5. Nabi Musa adalah Nabi yang mendapatkan gelar kalimullah
  6. Nabi Isa adalah Nabi yang mendapat julukan Ruhullah
  7. Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul yang merupakan penutup para nabi yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam

Perbedaan Nabi Dan Rasul


Untuk mengetahui perbedaan antara Nabi dan Rasul, silahkan anda perhatikan uraian yang akan mimin jelaskan berikut ini

Nabi adalah orang yang diberi wahyu oleh Allah SWT namun mereka tidak diperintahkan untuk menyampaikan wahyu tersebut, 

Kadang mereka di utus hanya untuk memperkuat syaritat Nabi sebelumnya, sebagaimana Nabi-nabi setelahnya Nabi Musa, mereka hannya mengembalikan manusia kepada syari'at Musa diantaranya adalah Nabi Daud dan nabi Sulaiman

Sedangkan Rasul adalah mereka yang telah di beri wahyu oleh Allah dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia, terkadang mereka juga diberi kitab sebagaimana yang diterima Nabi Ibrahim

Dari penjelasan diatas bisa kita tarik kesimpulan bahwa setiap Rasul adalah Nabi, namun tidak semua Nabi akan menjadi Rasul.

Demikian yang dapat mimin jelaskan terkait Iman Kepada nabi dan Rasul-rasul Allah yang wajib diketahui oleh setiap umat Islam di dunia ini

Akhlak Orang Tua Terhadap Anak-anaknya

Akhlak Orang Tua Terhadap Anak-anaknya

Ahklak adalah tingkah laku dan sifat seseorang yag menjadi faktor dalam menentukan derajat keislaman dan keimanan seseorang, akhlak juga sering di sebut dengan cerminan baik-buruknya akidah dan syariat yang diyakininya.
pendidikan anak sejak dini

Selain akhlak terhadap kedua orang tua yang wajib dilakukan oleh seorang anak, orang tua juga diwajibkan memiliki akhlak yang baik terhadap anak-anaknya.

Oleh karena itu, bagi seseorang yang telah menikah dan telah dikarunia seorang anak, ada beberapa hal yang harus di ketahuinya terkait beberapa akhlak atau kewajiban sebagai orang tua, agar nanti anak-anak kita bisa menjadi anak-anak yang di banggakan dan berguna untuk agama, nusa dan bangsa serta menjadi anak-anak yang shdoleh dan sholehah.

Akhlak Orang Tua Terhadap Anak-anaknya


Beberapa kewajiban bagi orang tua terkait dengan akhlak orang tua terhadap anak-anaknya adalah sebagai berikut

1. Mengumandangkan Adzan di Telinga anak


Kewajiban yang pertama bagi oran tua khususnya orang tua laki-laki setelah anak tersebut dilahirkan adalah mengumandangkan adzan di telinga kanan anak dan iqomah di telinga kiri seorang anak.
mengadzani anak yang baru lahir

Hal ini seperti yang di lakukan oleh Rasulullah SAW. tatkala beliau mengumandangkan adzan di telinga cucu beliau yang bernama sayyid hasaan yang baru dilahirkan oleh ibunya yang bernama sayyidah Fatimah az-Zahra.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa adzan adalah seruan atau panggilan untuk segera melakukan shalat, oleh karena itu mengumandangkan adzan di telinga kanan dan menyerukan iqomah di telinga kiri anak yang baru lahir merupakan harapan orang tua yang paling pertama di dengar bayi adalah seruan untuk menyembah Allah.

Dengan demikian, dengan didengarkannya seruan untuk menyembah kepada Allah untuk yang pertama kalinya, mudah-mudahan kelak anak tersebut bisa tumbuh dan berkembang senantiasa selalu memperhatikan waktu shalat.

2. Memberi Nama Yang Baik


Kewajiban yang kedua, setelah anda tersebut lahir dan didengarkan seruan untuk menyembah Allah SWT, orang tua harus memberikan nama yang baik terhadap anak-anaknya, karena nama seorang anak juga berfungsi sebagai do'a, agar anak tersebut apat menjadi anak yang baik dan berguna.

3. Melaksanakan Aqiqah


Aqiqah adalah ungkapan rasa syukur atau wujud syukur kita terhadap segala nikmat yang telah Allah SWT limpahkan pada kita atas dilahirkannya anak kita di dunia ini dengan selamat.

Aqiqah dilakukan dengan cara membuat syukuran dengan memotong kambing, acara syukuran tersebut berbeda-beda di setiap daerah, ada yang melakukannya dengan mengadakan tahlilan, marhabanan dengan membagikan makanan dari hewan sembelihan kambing yang yang sudah dimasak.

Pemotongan hewan aqiqah jumlahnya berveda-beda tergantung jenis kelamin dari anak yang dilahirkan jika jenis kelamin anak tersbut laki-laki, maka jumlah hewan yang akan di buat aqiqah berjumlah 2 (dua) ekor, sedangkan jika anak tersebut berjenis kelamin perempuan maka hewan yang akan dibuat aqiqah berjumlah 1 (satu) ekor kambing.

Hukum pelaksanaan aqiqah adalah sunnah muakad artinya sunah yang mendekati wajib, kesunahan dalam pelaksanaan aqiqah dilakukan pada hari ke tujuh kelahiran anak dan pada hari tersebut dilakukannya pemotongan hewan kambing sekaligus pemberian nama pada anak dan pencukuran rambut si bayi.

Jika orang tua belum mampu melaksankan aqiqah pada hari ke tujuh kelahiran anak, maka aqiqah bisa dilakukan pada hari ke 14 dari lehirnya anak, jika belum mampu maka aiqah bisa dilaksanakan pada hari ke dua puluh satu (21), jika orang tua belum mampu juga untuk melaksankan aqiqah, maka pelaksanaan aqiqa bisa dilaksankana kapan pun sekemampuannya selama anak tersebut belm menginjak usia baligh.

4. Berkhitan


Kewajiban selanjutnya yang harus dilakukan oleh orang tua adalah mengkhitankan anak-anaknya yang berjenis kelamin laki-laki, namun di beberapa daerah ada juga orang tua yang mengkhitankan anak perempuannya.

Hukum melaksanakan khitan bagi anak laki-laki adalah wajib sebelum menginjak masa baligh, sedangkan hukum khitan bagi anak perempuan adalah sunnah.

Pengertian khitan menurut bahasa adalah memotong, sedangkan untuk pengertian khitan bagi anak laki-laki menurut istilah adalah memotong kulit yang menutupi khasafah, sehingga seluruh hkasafah bisa terbuka seluruhnya, sdangkan ketentuan khitan untuk seorang perempuan adalah dengan memotong kulit yang berada di ujung kemaluannya

Pemotongan kulit bagi seorang anak laki-laki dan perempuan wajib dilakukan karena untuk menghindari suatu penyait yang ditimbulkan dari sisa air kencing yang masih tersisa di kemaluannya, karena jika sisa air kencing yang masih tersisa akan menimbulkan penyakit kelamin, selain itu melakukan khitan juga dapat mensucikan diri dari najis.

Hikmah di wajibkannya berkhitan baik bagi anak laki-laki maupun anak perempuan adalah sebagai sebuah bentuk dalam menjalankan syariat agama Islam yang mengandung sebuah ibadah

5. Mendidik Anak


Pendidikan pada orang anak untuk yang pertama kalinya terjadi di rumah, oleh karena itu peran kedua orang tua dalam hal mendidik anaknya dirumah merupakan sebagai guru pertama untuk anak-anaknya.

Dalam hal mendidk anak-anak di rumah, orang tua tidak hanya memberikan pengajaran terhadap perkataan saja melainkan juga harus memberikan teladan dan contoh  dengan keteladanan dan akhlak yang baik.

Dengan demikian, seorang anak dapat meniru dan meneladani sikap yang di contohkan oleh kedua orang tuanya dan dapat menerapkan pengetahuan tersebut kedalah kehidupannya sehari-hari.

Kedua orang tua harus memperlakukan anaknya dengan baik, pendisiplinan yang diajarkan pada usia anak-anak akan mengakibatkan sebuah kebiasaan yang akan di lakukan tanpa adanya suatu paksaan, namun pendisiplinan disini jangan sampai terlalu ketat bahkan sampai keras karena jika hal ini terjadi maka akan mempengaruhi perkembangan sang anak.


6. Mencarikan Jodoh


Kewajiban yang terakhir bagi orang tua adalah mencarikan jodoh buat anak-anaknya dan menkahkannya.

Pencarian jodoh disini bukan berarti sikap orang tua dalam menjodohkan anak-anaknya dengan orang lain sekehendaknya sendiri, mencarikan jodoh untuk anak-anaknya berarti memastikan bahwa pasangan hidupnya memang pantas jika bersanding dan hidup bersama dengan anaknya, walaupun pasangan tersebut merupakan pilihan dari anaknya.
pernikahan

Selain itu peran orang tua yang dalam hal ini adalah ayah, wajib menikahkan anak -anaknya khususnya anak perempuannya, hal ini karena suatu pernikahan tidak akan sah tanpa adanya wali nikah, khususnya dari pihak mempelai wanita.

Perwalian dalam sebuah pernikahan terbagi menjadi 2 macam, yaitu wali nasab dan wali hakim, wali nasab adalah wali nikah yang berdasarkan pada hubungan pertalian darah, menurut urutan terdekat dari calon istri.

Sedangkan wali hakim adalah wali yang diangkat oleh calon  pengantin, karena sebab tidak adanya wali nasab atau berhalangannya wali nasab untuk hadir dalam pernikahan tersebut atau karena wewenang yang diberikan oleh wali nasab.

Urutan Wali Nikah Nasab


Sedangkan urutan perwalian dalam permasalahan pernikahan anak kandung yang berjenis kelamin perempuan adalah sebagai berikut
  1. Ayah
  2. Kakek dari pihak ayah
  3. Saudara laki-laki yang seibu dan bapak
  4. Saudara laki-laki seayah
  5. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah
  6. Saudara laki-laki ayah yang seibu-seayah
  7. Saudara laki-laki ayah yang seayah
  8. Anak laki-laki dari saudara ayah yang seibu-seayah
  9. Anak laki-laki dari saudara ayah yang seayah
Demikian yang dapat mimin sampaikan terkait Akhlak orang tuan terhadap anak-anak kita ini, semoga dengan penjelasan singkat ini bisa memberikan manfaat bagi kehidupan kita.
Bagaimana Sih Akhlak Kita Terhadap Kedua Orang Tua ?

Bagaimana Sih Akhlak Kita Terhadap Kedua Orang Tua ?

Kedua Orang tua adalah manusia yang menjadi perantara akan kehadiran kita di dunia ini, tanpa adanya kedua orang tua kita tersebut adatas n kehendak Allah, maka kita tidak akan ada di alam dunia ini.
akhlak kepada orang tua

Selain itu, kedua orang tua kita merupakan sosok manusia yang merawat kita dengan kasih sayang sejak dalam kandungan hingga kita dewasa, mereka membesarkan kita dengan susah payah serta rela mengorbankan banyak hal untuk kebahagiaan anaknya.

Coba kita bayangkan dan renungkan saat kita masih bayi dan kanak-kanak, orang tua rela meninggalkan sesuatu yang melanda dirinya saat anaknya nagis atau terbagung di waktu malam, padahal kondisi orang tua tersebut tidak enak badan / sedang sakit, beliau rela mengorbankan hal tersebut, dan masih banyak lagi contohnya

Oleh karena itu, salah satu dari akhlak kita terhadap sesama manusia di dunia ini adalah menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua kita

Sudah sepatutnya kita sebagai anak-anaknya untuk menghormati dan menyayanginya sebagai bakti kita kepada mereka akan jasa dan pengorbanannya kepada anak-anaknya serta kasih sayang mereka yang tidak bisa di tukar dengan apapun.

Karena mulianya orang tua tersebut, dalam al-Qur'an secara tegas Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk berbakti dan mengabdi kepada kedua orang tua kita.

Hukum berbakti kepada kedua orang tua kita adalah wajib bagi semua manusia yang ada di muka bumi ini dan berlaku untuk sepanjang zaman.

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan bentuk rasa terima kasih kita atas kehadiran kita di bumi ini serta secara tidak langsung merupakan rasa syukur kita kepada Allah SWT Tuhan semesta alam.

Ketentuan Akhlak Kepada Kedua Orang Tua


Berikut ini beberapa ketentuan dan akhlak kita kepada orang tua yang harus anda lakukan dalam berbakti kepada kedua orang tua kita sesuai dengan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada kita.

1. Berbicara Dengan Sopan dan Baik


Ketentuan yang pertama yang harus dilakukan oleh seorang anak dalam pengaturan akhlak kita kepada orang tua adalah berbicara dengan kata-kata yang baik kepada mereka, hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an surah Al-Isra' ayat 23 yang artinya sebagai berikut

2. Mendoakan dan Melindunginya


Ketentuan yang kedua dalam peraturan dan ketentuan akhlak kita kepada kedua orang tua adalah mendoakan dan melindungi mereka.
akhlak kepada orang tua

Kedua orang tua kita telah mengorbankan banyak hal untuk kita, maka dari itu sudah sepatutnya kita mendoakan dan melindungi mereka, baik ketika mereka masih hidup terlebih lagi pada mereka yang sudah meninggal.

Seperti yang disebutkan dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Al-Isra' ayat 24 yang telah memberikan pelajaran tentang cara mendoakan kedua orang tua kita yang artinya adalah sebagai berikut

Kita harus mengikuti kata-kata kedua orang tua kita dan senantiasa menuruti mereka, dengarkan kata-kata mereka, dan jauhi larngan-larangan mereka, karena ridho Allah terletak pada ridho orang tua dan murka Allah berkaitan dengan murka orang tua.

Menuruti perkataan kedua orang tua merupakan hal yang wajib kita lakukan selama perkataan mereka sejalan dengan aturan agama. Namun jika perkataan dan perintah kedua orang tua kita tidak sejalan dengan syariat agama maka kita boleh menolak atau tidak mengikutinya. Hal ini sesuai dengan yang difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Lukman ayat 15 

Selain itu, di sebutkan dalam surah lain juga Allah SWT telah berfirman untuk memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada kedua orang tua kita dan menjauhi perintah mereka jika perintahnya tidak sesuai dengan ajaran Islam, firman Allah tersebut dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Ankabuut ayat 8 

Dengan demikian untuk mematuhi kedua orang tua kita adalah sebuah kewajiban bagi kita selama perintah tersebut sesuai dengan ajaran agama Islam, jika perintah tersebut tidak sejalan dengan ajaran agama Islam maka kita dilarang untuk mematuhi perintah keduanya.

Nmun demikian jika hal ini terjadi kepada kita, maka jangan sampai kita memutuskan silaturahmi dengan mereka, kita harus tetap menghormati mereka dan menjaga mereka.

Jika kedua orang tua kita atau salah satu dari mereka sudah meninggalkan kita untuk selamanya, ada beberapa hal yang arus anda lakukan diantaranya adalah sebagai berikut
  1. Mendo'akan mereka
  2. Melaksanakan wasiatnya
  3. Menjaga nama baiknya
  4. Meneruskan cita-citanya
Hal ini sesuai dengan yang diajarkan oleh baginda kita Nabi besar Muhammad SAW dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Usaid Malik bin Rabi'ah As-Sa'idi 

Demikian yang dapat mimin sampaikan terkait dengan Akhlak Kita Terhadap Kedua Orang Tuan kita ini, semoga dengan adanya penjelasan ini bisa membuat kita sadar dan tahu bahwa kedua orang tua kita adalah makhluk ciptaan Allah yang harus kita sayangi dan junjung tinggi kehormatan beliau serta berbakti kepadnya, sebab surganya Allah terletak di bawah telapak kakinya. 

Untuk itu wajib hukumnya bagi kita untuk memuliakan dan menghormati serta berbakti kedua orang tua kia baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia dengan cara berbakti dan mendoakan mereka
Rukun Iman Yang Kedua Iman Kepada Malaikat-malaikat Allah

Rukun Iman Yang Kedua Iman Kepada Malaikat-malaikat Allah

Percaya atau Iman kepada Malaikat Allah merupakan sebuah unsur kedua dari beberapa unsur iman yang wajib di ketahui oleh semua orang muslim.
iman kepada malaikat Allah

Setelah anda mengetahui tentang unsur iman yang pertama yaitu Iman Kepada Allah SWT, pada kesempatan kali ini mimin ingin coba menjelaskan sedikit tentang unsur yang kedua (rukun Iman yang ke dua) yaitu Iman Kepada Malaikat-malaikatnya Allah.

Siapakah Malaikat Itu?...

Malaikat adalah makhluknya Allah SWT yang diciptakannyas dari scahaya, sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadis Rasulullah yang artinya sebagai berikut
hadis Rasulullah

Allah SWT menciptakan malaikat sebelum beliau menciptakan manusia yang bernama Nabi Adam AS, para malaikat tidak makan, minum dan juga tidak berketurunan, selain itu Allah SWT juga memberi kepada merekan beberapa sifat yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.


Sifat-sifat Malaikat Allah


Seperti yang sudah di utarakan diatas bahwa para malaikat itu memiliki beberapa sifat yang tidak bisa dimiliki makhluk Allah yang lainnya, sifat-sifat malaikat Allah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
  • Para Malaikat mampu menjelma dalam berbagai bentuk, dalam hal ini Allah SWT telah menjelaskan dalam Al-Qur'an Surah Maryam ayat 16-17 yang artinya sebagai berikut 
    Al-Qur'an Surah Maryam ayat 16-17
Yang dimaksud ruh dalam firman Allah diatas adalah Malaikat Jibril AS yang diberi kemampuan oleh Allah untuk berubah dalam bentuk Manusia.
  • Malaikat Allah juga mampu pergi (naik) menuju ke langit, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surah Al-Ma'arij ayat 4
  • Para Malaikatnya Allah SWT juga memiliki bentuk mulia melebihi bentuknya manusia, sebagai contoh pada peristiwa Isra' Mikraj, Rasulullah SAW melihat Malaikat jibril memiliki enam ratus sayap dan setiap sayapnya dapat memenuhi cakrawala dan dari sayapnya itu berguguran mutiara
  • Dengan posisi yang teratur, para malaikat berbaris di hadapan Allah SWT dengan memenuhi shaf atau barisan pertama dan kemudian berbaris pada shaf seterusnya
  • Para Malaikat tidak pernah berbuat maksiat kepada perintah Allah dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Al-Anbiya ayat 19-20 yang artinya sebagai berikut 
    Al-Qur'an surah Al-Anbiya ayat 19-20
  • Para Malaikat tidak pernah melupakan apa yang telah diajarkan oleh Allah kepada mereka, sebagai mana firman Allah dalam surah Al-Infithar ayat 10-12 

Tugas-tugas Malaikat Dan Pemimpin Malaikat


Allah SWT telah memberikan kepada para Malaikatnya beberapa tugas yang harus dilaksanakan, baik yang berhubungan dengan sesuatu hal yang ada di langit maupun hal yang berhubungan di bumi.

Setiap harakah atau gerakan tertentu di bumi ini ada pasti ada yang mengendalikannya tentunya atas seijin sang maha perkasa yaitu Allah SWT.

Allah SWT menciptakan para malaikat dengan jumlah yang sangatlah banyak, namun dari sekian banyak malaikat tesebut, malaikat yang wajib kita ketahui dan imani itu berjumlah 10 malaikat diantaranya adalah sebagai berikut

  1. Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu
  2. Malaikat Mikail bertugas menurunkan hujan
  3. Malaikat Ijroil bertugas mencabut nyawa
  4. Malaikat Isrofil bertugas meniup sangkakala (trompet)
  5. Malaikat Munkar bertugas menanyai orang meninggal di alam kubur
  6. Malaikat Nakir bertugas menanyai makhluk yang sudah meninggal di alam kubur 
  7. Malaikat Rakib bertugas mencatat amal baik 
  8. Malaikat Atid bertugas mencatat amal buruk
  9. Malaikat Malik bertugas menjaga neraka
  10. Malaikat Ridwan bertugas menjaga surga
Dari banyaknya jumlah para malaikat yang Allah ciptakan, ada beberapa malaikat yang Allah jadikan sebagai pembesar dari sekian banyak malaikat tersebut, pembesar para malaikat itu jumlahnya ada tiga mereka adalah sebagai berikut
  1. Pemimpin bagi para malaikat-malaikatnya Allah  yang pertama yaitu malaikat Jibril AS, malaikat Jibril ini ditugaskan untuk menjaga wahyu atau menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. serta menurunkan Al-Qur'an yang dapat membuat hati dan ruh manusia menjadi hidup
  2. Pemimpin para malaikat yang kedua bernama malaikat Mikail, malaikat ini ditugaskan untuk menurunkan hujan guna untuk menghidupkan tanah, tumbuh-tumbuhan dan hewan
  3. Pemimipin para malaikat yang ketiga bernama malaikat Israfil, malaikat ini diberitugas oleh Allah untuk meniup trompet guna untuk membangkitkan kembali manusia setelah mati
Selain beberapa tugas malaikat yang sudah disebutkan diatas, ada beberapa malaikat yang diberi tugas oleh Allah untuk menyagga 'Arsy atau singgasananya Allah, seperti yang telah di jelaskan dalam firman Allah surah Ghafir ayat 7 yang artinya sebagai berikut

" (Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya....." Q.S.Ghafir:7

Di antara para malaikat itu ada malaikat yang ditugaskan oleh Allah untuk mencabut ruh (malaikat maut) seperti dalam firman Allah dalam Al-Qur'an surah as-Sajdah ayat 11

Di antara malaikat tersebut, ada juga malaikat yang ditugaskan untuk menyaksikan majelis dzikir dan majelis ilmu, sebagai mana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dai Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda

Selain itu juga ada malaikat yang memiliki tugas lain, mereka berdiri di depan pintu masjid pada hari Jum'an untuk mencatat nama orang yang shalat, kemudian mereka ikut mendengarkan khutbah, jika seorang imam telah berkhutbah dan mengucapkan kalimat amin bersama-sama setelah membaca surah al-Fatikhah. 

Tidak hanya itu mereka juga bershalawat kepada mukminin dan mendoakan mereka, bershalawat untuk orang-orang yang menunaikan shalat, orang-orang yang memberikan makan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa. 

Para malaikat juga meletakan sayap-sayapnya kepada para penuntut ilmu, medoakan mereka keberkahan, berperang bersama kaum mukminin dan ada juga yang menjaga surga, menjaga neraka, serta ada juga malaikat yang diutus oleh Allah untuk menjaga gunung-gunung di muka bumi ini dan lain-lain sesuai dengan tugas yang telah diberiakan Allah SWT kepada para malaikat.

Demikian yang dapat mimin sampaikan terkait unsur iman yang ke dua atau rukun iman yang kedua yaitu Iman kepada malaikat-malaikat Allah ini semoga penjelasan dan pembahasan ini bisa bermanfaat untuk kita semua.

Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai unsur iman yang pertama yaitu Iman Kepada Allah SWT silahkan anda baca pada postingan sebelumnya.

Dan untuk unsur iman yang ketiga / Rukun Iman yang ketiga Iman kepada Kitab-kitab Allah akan mimin ulas pada pertemuan selanjutnya atau anda bisa lihat Disini

Pengertian Akhlak Dan Pembagiannya

Pengertian Akhlak Dan Pembagiannya

Pengertian akhlak adalah perbuatan seseorang yang menjadi salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan keimanan seseorang. selain itu akhlak juga bisa di artikan sebagai cerminan perbuatan seseorang atas baik-buruknya akidah dan syariah yang diyakininya.
akhlak

Demikian juga buruknya akhlak seseorang juga merupakan sebuah tanda akan buruknya pemahaman sesorang tersebut terhadap akidah dan syariah.

Pengertian Kata "Akhlak" merupakan bentuk jamak dari kata mufrod khuluq, yang berarti sebuah tingkah laku seseorang, perangai, atau tabiat. Singkatnya yang dimaksud dengan akhlak adalah tingkah laku atau sikap seseorang, terutama yang menyangkut sikap yang secara sepontan yang di wujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan.

Berdasarkan sifatnya, akhlak dapat di golongkan menjadi dua golongan yaitu akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Baik buruknya akhlak di dasarkan pada sumber nilain Islam yaitu Al-Qur'an dan Hadis atau sunnah Rasul

Agama Islam sangat menuntut umatnya untuk menjadi umat yang memiliki akhlak yang baik, akhlak yang baik bukan hanya mengenai sifat yang terdapat dalam diri seseorang, melainkan juga cara seorang muslim memperlakukan semua hal di luar dirinya.

Oleh karena itu, di dalam Islam diatur banyak ketentuan tentang akhlak seseorang terhadap Allah SWT, dirinya sendiri, sesamanya, sampai terhadap lingkungannya termasuk tumbuhan, hewan, dan bumi tempat ia pijak.

Agama Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Allah (Hablum Minallah) dan hubungan manusia dengan manusia (Hablum Minannaas).
akhlak terhadap sesama manusia

Seorang muslim yang beribadah dengan tekun tidak dianggap sempurna ibadahnya selama ia tidak berhubungan dengan baik dengan sesama manusia lainnya. Ini karena manusia tidak bisa melakukan segala sesuatunya dengan sendiri, seseorang manusia pasti membutuhkan manusia yang lainnya, karena tidak ada manusia yang hidup sendiri.

Terkait dengan hal diatas ini, Allah SWT telah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 36 yaitu

surat An-Nisa ayat 36

Berkaitan dengan hal perilaku seorang muslim terhadap sesama manusia, dalam Al-Qur'an mengemukakan banyak rincan mengenai hal tersebut.

Petunjuk ini bukan hanya tertuju pada sifat-sifat yang dianjurkan untuk dimiliki dan di lakukan oleh seorang muslim,melainkan juga mengenai sifat-sifat yang dilarang. 

Pada umumnya, akhlak yang harus diperhatikan antara sesama manusia ini mencakup beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Akhlak kepada orang tua
  2. Akhlak kepada anak
  3. Akhlak kepada tetangga
  4. Akhlak kepada sahabat
  5. Akhlak kepada sesama muslim
  6. Akhlak kepda nonmuslim
Untuk lebih jelasnya akan mimin ulas satu persatu pada pertemuan selanjutnya, untuk pembahasan kali ini mimin cukupkan sampai disini dulu.

Jangan lupa jika ada keterangan yang kurang atau tidak sesuai dengan ajaran Agama Islam, tak usah ragu untuk membenarkan dan mengirimkan saran dan kritik kepada mimin, karena kita tahu bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali hanya sang maha sempurna Allah SWT

Faktor Yang Melandasi Rukun Iman Bagi Umat Muslim

Faktor Yang Melandasi Rukun Iman Bagi Umat Muslim

Pengertian Rukun Iman adalah salah satu kewajiban yang menjadi dasar atas keislaman seseorang yang beragama Islam, keimanan inilah yang menjadi pokok kuat dan teguhnya bangunan keislaman seseorang, jika keimanan ini oleng maka di pastikan bangunan keislaman sesorang tersebut akan musnah.
langit biru

Seperti penjelasan yang sudah di bahas pada postingan sebelumnya yaitu pengertian Iman menurut mayoritas Ulama, bahwa Iman adalah membenarkan dan meyakini dengan hati, mengakui dengan lisan dan melaksanakan dengan perbuatan.

Faktor yang mendasari adanya rukun Iman adalah hadis Nabi Muhamad SAW saat di tanya oleh Malaikat Jibril, "Beritahukanlah kepadaku wahay  Rasulullah tentang makna dari Iman!"

Rasulullah SAW menjawab pertanyaan Jibril, beliau bersabda" Hakikat suatu Iman ialah mengakui dan membenarkan akan adanya Tuhan yang maha segalanya, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, dan hari kiamat serta percaya kepada takdir yang baik maupun takdir yang buruk"

Dari jawaban Rasulullah SAW atas pertanyaan malaikat Jibril tersebut, maka diwajibkan bagi orang muslim untuk mempercayai dan mengimani 6 perkara, sebagai mana yang disebutkan berikut ini:
  1. Iman Kepada Allah SWT
  2. Iman Kepada Malaikat Allah
  3. Iman Kepada Kitab-kitab Allah
  4. Iman Kepada Nabi dan Rasul
  5. Iman Kepada Hari Akhir
  6. Iman Kepada Qodho dan Qodar
Pembahasan mengenai rukun Iman diatas akan mimin bahas satu persatu, oleh karena itu silahkan anda pelajari dan simak penjelasan yang akan mimin bahas, 

Namun sebelum itu jika dalam pembahasan nanti terdapat kesalahan, kekurangan atau pembahasan yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, dengan rendah hati mimin mohon untuk memperbaikinya, atau rekan-rekan bisa mengirimkan kritikan dan saran yang membangun pada mimin, karena mimin sadar bahwa manusia itu tempatnya salah dan lupa dan tidak ada yang sempurna selain maha sempurna. Baiklah untuk pembahasan yang pertama adalah;


1. Iman Kepada Allah SWT


Mempercayai akan adanya Tuhan yang menciptkan dunia dan langit seisinya merupakan pokok keimanan dan keislaman seseorang, karena dengan percaya akan adanya Tuhan semesta alam kita akan mengetahui bahwa manusia ini merupakan makhluk yang lemah dan tak sempurna yang tidak bisa berbuat apa-apa kecuali dengan pertolongannya.

Dalil-dalil yang menjelaskan tentang ke esaan Allah dalam Al-Quran sangatlah banyak, seperti yang di sebutkan dalam surat Al-Fatihah ayat 1 yang artinya "Segala Puji Bagi Allah, Tuhan semesta alam".

Selain itu, bukti dan dalil tentang wujudnya Allah SWT dalam Al-Qur'an juga banyak di sebutkan, diantaranya penciptaan alam, Allah sang pencipta manusia, penciptaan langit, bimi dan segala benda yang ada didalamnya.

Dalil lain yang menyatakan bahwa Allah SWT adalah dzat yang menciptakan waktu siang, malam, matahari dan rembulan, terdapat dalam al-Qur'an surah al-Anbiya ayat 33 
langit sore hari

Dari beberapa dalil yang sudah disebutkan diatas sangatlah jelas bahwa semua makhluk yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Allah, walaupun kita tidak bisa melihat Allah, namun kita dapat melihat ciptaan-Nya yang menunjukan keberadaan-Nya.

Oleh karena itu bagi semua manusia wajib hukumnya untuk mempercayai keberadaan-Nya meskipun tidak bisa melihat-Nya.

Sebagai contoh kecil, kita tahu dan percaya akan adanya listrik meskipun tidak bisa di lihat seperti apa sih strum itu ?..dari contoh kecil ini bisa tarik kesimpulan bagaimana mungkin kita tidak mempercayai adanya Allah, padahal di dalam segala sesuatu ada tanda dan ayat-ayat akan adanya Allah SWT.

Dalil lain yang menyebutkan akan wujudnya Allah SWT adalah makhluk sebagai ciptaan sang pencipta, Allah tidak hanya menciptkan manusia, tetapi juga menjaga, merahmati, mempermudah menuju jalan kebaikan serta memerintahkan kepada mereka untuk beramal baik.

Allah SWT telah menciptakan manusia dan menundukan seluruh alam agar bermanfaat bagi mereka, sebagimana firman Allah dalam surah Luqman ayat 20 yang artinya sebagai berikut
surah Luqman ayat 20

Demikianlah, Allah SWT telah menundukan seluruh alam raya dan segala yang ada untuk kita segala kehidupan itu disiapkan untuk kelangsungan hidup manusia semata. Matahari dan hulan semuanya berputar pada porosnya masing-masing, laut, sungai, hujan dan bumi untuk bercocok tanam, begitu juga adanya malam dan siang, semuanya merupakan bukti akan adanya Allah SWT.

Allah SWT  telah memberitahukan sebuah nikmat tersebut dan menantang pernyataan manusia di dalam Al-Qur'an surah Al-Qashash ayat 71-73 yang artinya sebagai berikut;
Al-Qur'an surah Al-Qashash ayat 71-73

Dalam ayat di atas menunjukan perhatian Allah yang telah menjadikan malam sebagai waktu istirahat bagi manusia, jika selruhnya adalah malam sempai hari Kiamat, maka tidak ada seorang pun yang mampu mendatangkan cahaya dan sinar. Dan jikalau hidup itu seharusnya siang, maka tidak ada seorang pun yang bisa mendatangkan waktu untuk istirahat dari berat dan lelah yang dirasakan sepanjang hari.

Berkaitan dengan hal tersebut, sejak masih dalam kandungan seorang ibu, manusia telah berada di dalam tiga kegelapan yaitu:
  1. Kegelapan saat berada di dalam perut ibunya
  2. Kegelapan saat berada di rahim ibunya
  3. Kegelapan saat berada di placenta (ari-ari)
Namun demikian, Allah SWT memberikan kemudahan pada janin yang berada di dalam perut ibunya untuk makan dan minum hingga tumbuh dan berkembang sampai akhirnya keluar dalam wujud dengan organ yang lengkap.

Hal ini merupakan wujud atas perhatiannya Allah SWT terhadap semua makhluk ciptaannya, Allah SWT menundukkan seluruh alam semesta dan kehidupan, dia juga menunjukan kapada manusia untuk beramal kebaikan yang bisa bermanfaat bagi dirinya dan hidupnya.

Perhatian-Nya Allah ini tidah hanya terjadi pada manusia saja, melainkan juga pada makhluk ciptaan Allah lainnya seperti hewan dan tumbuhan, misalnya keajaiban-keajaiban yang terjadi pada makhluk lebah dan semut.

Semua dalil dan penjelasan diatas merupakan wujud perhatian Allah SWT untuk makhluknya, Allah SWT berfirman mengenai Nabi Musa dan Harun dalam salah satu ayatnya, yang artinya sebagai berikut;
surah Thaha ayat 50

Demikian yang dapat mimin sampaikan terkait dengan faktor yang mendasari adanya rukun iman ini, semua uraian diatas merupakan ibarot dan bukti akan adanya Allah SWT dan kekuasaan-Nya. Oleh karenanya, Iman atau percaya kepada Allah adalah suatu hal wajib hukumnya meskipun tidak bisa dilihat oleh kasat mata

Untuk pembahasan yang selanjutnya adalah Rukun Iman Yang kedua yaitu Iman Kepada Malaikat Allah, untuk mengetahui penjelasan lebih rincinya silahkan anda klik tautan berikut

2. Iman Kepada Malaikat Allah

3 Pengertian Iman Menurut Mayoritas Ulama

3 Pengertian Iman Menurut Mayoritas Ulama

Pengertian Iman menurut jumhurul ulama adalah  niat, perkataan dan perbuatan atau dengan kata lain iman itu adalah membenarkan dan meyakini dengan hati, mengakui dengan lisan, dan melaksanakan dengan perbuaan.
definisi iman

Berdasarkan pengertian iman diatas, bisa kita simpulkan bahwa iman itu bisa berdiri diatas tiga rukun yang saling melengkapi antara satu sama lainnya.

Setiap rukun tersebut memiliki bagian dan peran tertentu dalam menegakkan bangunan iman dalam hati setiap orang mukmin serta dalam hidupnya.

Pada kesempatan kali ini , ijinkan mimin  untuk menjelaskan satu persatu dari 3 rukun yang ada pada pengertian iman yang jarang diketahui oleh umat muslim


1. Menyakini Dengan Hati


Definisi Rukun Iman yang pertama yaitu meyakini dengan hati, rukun iman ini merupakan rukun iman yang sangat penting diantara rukun-rukun yang lainnya, kenapa demikian??? karena jika manusia mengucapkan dua kalimat syahadat namun dalam hatinya tidak meyakini kebenarannya, maka dirinya tergolong dalam golongan orang munafik.
iman

Perlu kita perhatikan bersama bahwa balasan bagi orang-orang yang munafik dari sisi Allah adala api neraka, bahkan meraka akan di tempatkan di tempat yang paling bawah dari neraka, sebagaimana firman Allah dalam surah an-Nisa ayat 145 yang artinya:
surah an-Nisa ayat 145

Menanamkan keyakinan dalam hati adalah suatu rukun yang paling penting, seorang muslim yang tidak mampu melaksankan kedua rukun yang lainnya , bisa saja akan diampuni oleh Allah SWT, kecuali jika seseorang tersebut melakukan berbohong sepenuh hati dan tidak mengakuinya, sperti firman Allah SWT dalam surah an-nisa ayat 48 dan 116 yang artinya sebagai berikut
surah an-nisa ayat 48 dan 116


Dalam hal ini, Allah SWT telah menjadikan iman seseorang di dalam hati sebagai penyebab sesorang akan masuk surga-Nya.

2. Mengakui Dengan Lisan


Jika seseorang telah mengucapkan dua kalimat syahadat (syahadatain) berarti seseorang tersebut telah menyatakan keyakinannya kepada agama Islam, memeluk dan menisbatkan diri kepadanya.

Selain itu, juga menunjukkan sebuah niat yang tulus untuk menjalankan syariat Islam dan hukum-hukumnya, seprtihalnya melaksanakan shalat dan zakat, dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, seseorang tersebut akan bergabung dengan jamaahnya kaum muslimin, dan tentunya mulai dari sekarang dirinya telah memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti hak dan kewajiban umat islam yang lainnya

Untuk itulah, wajib hukumnya bagi kaum muslimin untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan menyatakannya, kecuali jika ada hal yang menghalanginya untuk melafalkannya, seperti seseorang yang telah ditakdirkan mengalami tunawicara, atau untuk menyembunyikan keimanan, seperti yang dilakukan oleh sebagian sahabat Nabi Muhammad di makkah karena khawatir akan tekanan siksaan kaum musyrikin yang semakin kejam dan membabi buta kepadanya.

Sebagaimana yang sudah kita ketahui bahwa Rasulullah SAW. berdakwah kepada orang-orang Arab agar mereka mau memeluk agama Islam, Rasulullah SAW menyeru kepda mereka "Katakanlah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, niscaya kalian akan beruntung".

Jika ada orang yang ingin memeluk agama islam, maka Rasulullah SAW berkata kepadanya " Bersaksilah bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusannya".
iman

Selain yang disebutkan dalam hadis diatas, Allah SWT pun berfirman dalam Al-Qur'an surat Fushshilat ayat 33 yang artinya sebagai berikut:.
Al-Qur'an surat Fushshilat ayat 33

Jika seorang muslim yang telah mengucapkan kalimah tauhid "La ilaha illallah" maka dirinya sudah memiliki hak dan kewajiban sebagaimana hak dan kewajiban yang dimiliki oleh seorang muslim lainnya.

Rasululah SAW. selalu memerintahkan kepada para sahabat yang diutus kenegara-negara yang telah menerima Islam untuk memulai berdakwah mengenai hakikat keimanan. Setelah mereka menerima keimanan akan tuhan semesta alam dan rasulnya, maka beranjak kepada rukun-rukun yang lain

Rasulullah SAW telah berkata kepada sahabat Mu'adz bin Jabal saat hendak pergi ke Yaman untuk mengajarkan Islam di sana beliau berkata " Hal pertama yang hendak engkau lakukan adalah mengajak mereka mengesakan Allah SWT, jika mereka sudah mengetahui hal itu, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah SWT telah mewajibkan bagi mereka lima shalat fardu sehari semalam".
shalat

Pada dasarnya, berdakwah itu selalu dimulai dengan sesuatu hal yang bersifat pokok, yaitu iman, dan hal yang pertama yang harus dilakukan adalah mengucapkan dua kalimat syahadat.


3. Melaksankan Dengan Anggota Badan


Selanjutnya beramal dengan anggota badan berarti melaksanakan kewajiban-kewajiban yang Islam yang lain, seperti mengerjakan shalat dan menunaikan zakat, karena keduanya merupakan rukun yang diwajikan Allah SWT untuk mengucapkan kebenaran dan komitmen seorang muslim dengan dua kalimat syahadat.

Dengan demikian, dirinya akan segera taubat dan taat kepada Allah SWT dan meninggalkan suatu perkara yang akan menimbulkan murka-Nya.

Ketaatan seperti ini tentu akan berbeda antara ketaatan satu orang dengan orang lainnya karena iman seseorang itu bisa bertambah dan juga bisa berkurang tergantung dari keimanan orang tersebut. Iman bisa bertambah dengan cara menjalankan ketaatan kepada perintah Allah sedangkan iman tersebut bisa berkurang karena mengerjakan maksiat kepada Allah SWT.

Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 2

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah apabila dibacakan ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan hanya kepada Tuahnlah mereka bertawakkal". S.Q. Al-Anfal :2

Dari ayat diatas jelaslah bahwa imannya orang muslimin pasti akan bertambah ketika dibacakan ayat-ayat Al-Qur'an.

Dalam hal ini, Rasulullah SAW juga bersabda " Iman itu terdiri atas 70 tingkat, yang paling tinggi iyalah La ilaha illallah dan yang paling rendah iyalah menyingkirkan duri dari jalan"faa

Kesimpulan dari hadis diatas bahwa Rasulullah SAW telah menjelaskan tingkatan Iman itu ada beberapa tingkatan, ada yang paling tinggi dan ada pula yan paling rendah atau sedikit, selain itu dalam Al-Qur'an telah menjelaskan perbedaan tingkatan antara orang yang berilmu dan tingkatan orang yang tidak memiliki ilmu, seperti firman Allah dalam surah az-zumar ayat 9
qur'an surah az-zumar ayat 9

Iman itu bermula dari dalam hati dengan keadaan lemah dan kecil, seperti sebuah biji yang kecil, jika dirawat dan disirami dengan shalat, zakat, puasa, haji dan amal saleh serta dihindarkan dari kejelekan dan kemaksiatan, maka iman itu akan bertambah dan berkembang seperti sebuah pohon yang memiliki sebuah batang, cabang, buah dan ranting, namun jika iman itu dibiarkan begitu saja, maka iman tersebut akan melemah dan benihnya akan mati di dalam tanah.

Demikian yang dapat mimin jelaskan terkait 3  pengertian iman menurut mayoritas para ulama ini, semoga penjelasan ini bisa bermanfaat dan bisameningkatkan iman kita terhadap Allah dan rasulnya